Jumat, 12 Desember 2014

Renungan Natal.

Desember, bulan yang sangat identik dengan perayaan Natal. Hampir semua masyarakat nasrani dunia merayakan hari kelahiran-Nya dengan penuh antusias dan sukacita. Sebuah perayaan Natal yang dipercaya sebagai hari lahirnya Sang Penebus Dunia, yaitu Yesus Kristus. Natal sering kali dirayakan dengan hingar bingar kemeriahan, dengan tukar menukar hadiah untuk sesama teman, makan malam bersama keluarga, atau menyanyikan lagu-lagu natal.


Bagiku Natal adalah sebuah kesederhanaan, sebuah kerendahan-hatian. Sama seperti Tuhan Yesus yang lahir ke dunia dengan kesederhanaan dan kerendah-hatian. Ya! Yesus lahir tidak lahir di rumah sakit yang mewah, tidak juga lahir di sebuah istana, melainkan Yesus lahir di kandang domba dengan berbalut kain lampin!
Kesederhanaan saat Yesus lahir memiliki arti dan makna yang begitu luar biasa, yaitu bahwa Allah merendahkan diri-Nya memberitahukan kepada kita bahwa Dia bukan Penguasa yang haus akan kehormatan. Apakah saat Natal kita mengingat akan hal itu?

Bukan berarti aku tidak suka Natal, aku sangat menyukai Natal. Saat kecil aku selalu menunggu hari Natal tiba, berharap Santa Claus datang dan memberiku hadiah, senang sekali rasanya saat aku melihat pohon natal yang dihias dengan pernak pernik natal dan tidak lupa aku juga suka dengan hadiah-hadiah natal hehe

Di balik perayaan Natal, kita jangan sampai lupa akan semangat Natal yang sejati, semangat Natal yang harus terus dijaga adalah semangat Natal yang penuh dengan kerendah-hatian, kesederhanaan dan semangat untuk berbagi, baik dengan keluarga, teman, dan juga dengan orang lain. Itulah semangat Natal yang sejati.

Selamat mempersiapkan hati untuk menyambut Perayaan Natal, lahirnya Sang JuruSelamat. Tuhan Yesus memberkati. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar